Jamaah sholat Idul Fitri
yang berbahagia
Sejak tadi malam hingga pagi hari ini, kaum muslimin di seluruh dunia mulai dari ujung barat hingga ujung timur, serentak mengucapkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai pengakuan dan pernyataan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang maha Agung, karena semua manusia siapapun ia baik seorang presiden, seorang raja, menteri, atau pejabat tinggi sekalipun adalah begitu lemah dan tak berdaya di hadapan Allah SWT. Sebab jabatan dan kedudukan terhormat yang dimilikinya takkan kuasa menolongnya manakala malaikat maut datang menjemput. Oleh karena itu, pada hari yang mulia ini marilah kita curahkan segala perhatian kita untuk rukuk, sujud dan pasrah kepadaNya. Mudah-mudahan kita senantiasa berada dalam lindungan dan rahmatnya. Amin
Kalimat Takbir “Allahu Akbar” yang kita kumandangkan
setiap saat, merupakan pangkalan kita bertolak dan berlabuh. Kalimat takbir ini
kita selalu kita kumandangkan, baik di masa-masa damai tenteram dan kita
kumandangkan pula ketika masa-masa kritis dan mencekam.
Kalimat takbir ini melambangkan keagungan dan kebesaran Allah. Kalimat ini pulalah yang mempersatukan seluruh umat Islam di muka bumi. Dalam kandungan takbir terpancar aneka kesatuan, seperti kesatuan alam semesta, kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu dan kesatuan umat.
Kalimat takbir ini melambangkan keagungan dan kebesaran Allah. Kalimat ini pulalah yang mempersatukan seluruh umat Islam di muka bumi. Dalam kandungan takbir terpancar aneka kesatuan, seperti kesatuan alam semesta, kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu dan kesatuan umat.
Dengan kesatuan alam semesta, maka segala wujud di alam raya ini, dari yang terkecil sampai yang terbesar, benda-benda bernyawa atau tidak, baik yang terdeteksi indera maupun tidak, seluruhnya berada dalam satu kendali, diciptakan dan diatur oleh Dzat Yang Maha Agung, yakni Allah SWT. Dzat yang mengendalikan seluruh alam, yang tiada satu pun dari isi dunia yang dapat mengelak dari ketetepan-Nya.
Allah SWT Berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 15:
وَلِلَّهِۤ يَسۡجُدُۤ مَن
فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعٗا وَكَرۡهٗا وَظِلَٰلُهُم بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit
dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula)
bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari”
الله
ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ ْ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang di Rahmati Allah
Dengan
berakhirnya Ramadhan, tentu kita berharap, kiranya telah dapat mencapai ketakwaan
kepada Allah SWT. Ketakwaan yang hanya dapat tercapai bila kita memiliki
keimanan. Artinya ketakwaan dan keimanan adalah simbol kesatuan dalam
ketauhidan. Iman membuahkan persatuan dan kesatuan. Sedangkn kufur mengantarkan
kepada perselisihan dan perpecahan.
Sejatinya Idul Fitri yang berarti kembali kepada kesucian, mengantarkan kita kepada persatuan dan kesatuan umat. Jika kita memahami arti persatuan dan kesatuan, tentu di sana kita menemukan dua kata yang akan mengantarkan kita kepada makna Fitri (kesucian) yang sebenarnya.
Kata kunci pertama dalam persatuan dan kesatuan adalah keharmonisan. Seseorang yang beragama harus selalu merasa bersama dengan orang lain. Dapat menghargai kehadiran orang lain dan menjaga perasaan orang-orang di sekelilingnya. Keadaan saling menyadari dan menjaga perasaan orang-orang disekelilingnya inilah yang disebut sebagai keharmonisan. masyarakat yang bersatu dalam keimanan kepada Allah SWT akan saling menjaga agar tidak saling berbantah-bantahan dan bersengketa di antara sesama anggota masyarakatnya.
Hal ini
dikarenakan, masyarakat yang bersatu akan senantiasa berusaha menjaga agar
tidak terjadi keadaan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat
Al-Anfal ayat 46 :
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ
وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ
إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah
Kata kunci dalam persatuan dan kesatuan umat yang kedua adalah saling memaafkan. Pada zaman pra Islam, orang-orang akan sangat merasa terginggung, memendam amarah dan menunggu waku untuk membalas dendam jika disakiti. Kemudian datanglah Rasulullah SAW dengan ajaran baru, yakni ajaran untuk memaafkan.
Maka dari
itu pada momen inilah mari kita semua saling memaafkan dan senantiasa menutup khutbah
ini dengan iringan do’a :
Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap
hamba-hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh di tempat yang suci yang penuh rakhmat,
menyebut namaMu yang agung, berzikir, bermunajat kepadaMu dengan takbir,
tahmid, dan tahlil.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, sayangilah para ustadz,
guru-guru kami, lindungi dan bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan
azamnya dan berkati jalannya.
Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki,
persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu,
jangan Engkau biarkan setan musuhMu menggerogoti persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar
dapat berlaku adil dengan syari’atMu di atas bumi yang tidak sejengkalpun melainkan
milikMu.
Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada
anak-anak kami, suami, isteri kami, belum mampu mendidik dan membahagiakan
mereka.
Ya Allah, bukakanlah lembaran-lembaran baru yang bersih yang
menggantikan masa lalu kami.
Ya Allah yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua
orang tua kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni
setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni
sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti
kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka
mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil
mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu,
serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan
nikmat tanpa bersama kedua orang tua kami.
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa
hidup ini hanya mampir sejenak, hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami,
jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi ibu bapak kami, jadikan kami
menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.’’