Serba- Serbi Juventus




Warna, logo, dan julukan

Logo lama Juventus yang digunakan sampai musim 2004-05.
Juventus telah bermain memakai kostum berwarna hitam dan putih ala zebra sejak tahun 1903. Aslinya, Juve bermain memakai kostum berwarna pink, tetapi karena satu dan lain hal, salah satu pemain Juve malah tampil dengan pakaian belang. Akhirnya Juve memutuska untuk beralih kostum menjadi belang hitam-putih.
Juventus lantas menanyakan pada pemain yang memakai baju belang tersebut, yaitu orang Inggris bernama John Savage, apakah ia bisa mengontak teman-temannya di Inggris yang bisa menyuplai kostum Juve dengan warna tersebut. Ia lantas menghubungi temannya yang tinggal di Nottingham, yang menjadi supporter Notts County, untuk mengirim kostum belang hitam-putih ke Turin, dan temannya tersebut menyanggupinya.
Logo resmi Juventus Football Club telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi sejak tahun 1920. Modifikasi terakhir adalah pada musim 2004-05. Dimana saat itu mereka mengubah logo menjadi oval, dengan lima garis vertical, dan banteng yang dibentuk dalam sebuah siluet. Dahulu sebelum musim 2004-05, Juve memiliki sebuah symbol berwarna biru (yang merupakan symbol lain dari kota Turin). Selain itu ditambahkan juga dua bintang yang menggambarkan mereka sebagai satu-satunya klub yang mampu memenagi gelar Seri-A 20 kali. Sementara di era 1980-an, logo Juve lebih banyak dihiasi dengan siluet seekor zebra, menggambarkan mereka sebagai tim zebra kuat di Seri-A.
Dalam perjalanan sejarahnya, Juve telah memiliki beberapa nama julukan, la Vecchia Signora (the Old Lady dalam bahasa Inggris atau "si Nyonya Tua" dalam bahasa Indonesia) merupakan salah satu contoh. Kata "old" (tua) merupakan bagian dari nama Juventus, yang berarti "youth" (muda) dalam Latin.Nama ini diambil dari usia para pemain Juventus yang muda-muda di era 1930-an. Nama "lady" (nyonya) merupakan bagian dari sebutan para tifoso ketika memanggil Juve sebelum era 1930-an. Klub ini juga mendapat julukan la Fidanzata d'Italia (the Girlfriend of Italy dalam bahasa Inggris atau "Pacar Italia" dalam bahasa Indonesia), karena selama beberapa tahun, Juve selalu memasok pemain baru dari daerah selatan Itala seperti dari Naples atau Palermo, dimana selain bermain sebagai pemain sepak bola, mereka juga bekerja untuk FIAT sejak awal 1930-an. Nama lain Juve adalah: I Bianconeri (the black-and-whites, atau Si Belang) dan Le Zebre (the zebras, atau Si Zebra) yang merujuk pada warna kostum Juventus.

 

 JUVENTINI



Juventus merupakan salah satu klub sepak bola dengan jumlah pendukung terbesar di Italia, dengan jumlah tifoso hampir 12 juta orang (32.5% dari total tifosi bola di Italia), merujuk pada penelitian yang dilakukan pada Agustus 2008 oleh harian La Repubblica, dan merupakan salah satu klub dengan jumlah supporter terbesar di dunia, dengan jumlah fans hampir 170 juta orang (43 juta orang di Eropa), selebihnya ada di Mediterrania, yang kebanyakkan diisi oleh imigran Italia. Tim Turin ini juga mempunyai fans club yang cukup besar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia melalui Juventini Indonesia.
Tiket-tiket pertandingan kandang Juve memang tidak selalu habis setiap kali Juve bertanding di Seri-A atau Eropa, kebanyakkan fans Juve di Turin mendukung tim kesayangan mereka lewat bar-bar atau restoran. Di luar Italia, kekuatan supporter Juventus sangatlah kuat. Juve juga sangat popular di Italia Utara dan Pulau Sisilia, dan menjadi kekuatan besar saat Juve bertanding tandang, lebih dibandingkan para pendukung di Turin sendiri.
Untuk kawasan Indonesia sendiri sejak awal musim 2006-07 sudah berdiri sebuah komunitas khusus bagi para penggemar Juventus, dengan nama Juventus Club Indonesia (JCI). Komunitas ini kemudian diakui sebagai satu-satunya fans club resmi Juventus untuk Indonesia pada awal musim 2008-09 setelah hampir tiga tahun berjuang untuk mendapatkan lisensi dari pihak Juventus Italia.





Stadion Juventus

Juventus Stadium
Inside Juventus Stadium (2).jpg
Informasi stadion
Pemilik Juventus
Operator Juventus
Lokasi
Lokasi Str. Com. di Altessano 131 10151
Torino, Piemonte
 Italia
Koordinat 45°6′34″LU 7°38′28″BTKoordinat: 45°6′34″LU 7°38′28″BT
Konstruksi
Mulai pembangunan 1 Maret 2009
Dibuka 8 September 2011
Biaya pembuatan 120 miliar
Arsitek Hernando Suarez
Gino Zavanella
Insinyur struktur Francesco Ossola
Massimo Majowiecki
Data teknik
Permukaan Rumput
Kapasitas 41.000 tempat duduk
Ukuran lapangan 105 x 68 m.
Pemakai
Juventus (2011–sekarang)
Stadion Juventus (sebelumnya dikenal dengan nama Juventus Arena) adalah sebuah nama stadion sepak bola di Torino, Piemonte yang menjadi stadion tuan rumah untuk pertandingan klub sepak bola Juventus. Stadion ini resmi dibuka pada 8 September 2011 dan memiliki kapasitas 41.000 penonton.
Stadion ini dibangun di atas lahan bekas Stadion Delle Alpi. Beberapa perbedaan antara stadion sebelumnya dengan stadion yang baru ini, antara lain jarak tribun yang sangat dekat dengan lapangan, yaitu sekitar 7,5 meter. Sementara jarak grandstand utama stadion ini berjarak sekitar 49 meter dari lapangan. Stadion Juventus ini mengambil model dari stadion-stadion di Inggris.

Latar belakang

Stadion kandang Juventus sebelumnya yaitu Stadion Delle Alpi dipakai pada tahun 1990 untuk menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia FIFA 1990.Kepindahan klub ke Delle Alpi dari stadion sebelumnya yaitu Stadion Comunale dianggap kontroversial pada saat itu. Kepindahan Juventus ke Delle Alpi juga dipenuhi kritik karena jarak pandang dari tribun penonton ke lapangan dianggap terlalu jauh dan menyulitkan bagi penonton yang datang sehingga menjadikan Juventus saat itu justru lebih banyak yang menontonnya dari siaran langsung televisi. Kapasitas Delle Alpi adalah 67.000 kursi tetapi hanya setengahnya saja yang kerap terisi setiap Juventus bermain di sana. Juventus kemudian membeli Delle Alpi dari Pemerintah Daerah Torino pada tahun 2003.
Juventus kemudian pindah dari stadion yang tidak populer tersebut pada tahun 2006 dan mulai berencana untuk membangun tempat yang lebih menyenangkan bagi pemain dan penggemar. Saat itu, mereka berbagi Stadion Olimpiade Torino yang baru direnovasi dengan klub sekota Torino F.C., yang juga kurang populer karena kapasitasnya yang kecil.
Pada November 2008, klub mengumumkan rencana untuk membangun stadion berkapasitas 41.000 penonton di bekas lokasi Stadion Delle Alpi. Stadion baru tersebut dibangun dengan biaya €100 juta (£90 juta) dan diputuskan bahwa lintasan atletik yang menjadi ikon Delle Alpi akan dihapuskan dan akan membuat stadion yang mirip dengan stadion sepak bola di Inggris. Juventus menjadi klub Italia pertama yang membangun dan memiliki stadion sendiri.
Upacara pembukaan stadion diadakan pada tanggal 8 September 2011, dengan pertandingan eksibisi sejarah melawan Notts County, sebuah tim sepak bola dari Nottingham, Inggris. Pertandingan berakhir 1–1 dengan gol dari Luca Toni dan Lee Hughes pada babak kedua. Sebagai tanda terima kasih, Notts County kemudian mengundang Juventus untuk bertanding kembali di Meadow Lane pada tahun 2012 untuk merayakan ulang tahun ke-150 klub tersebut.
Pertandingan resmi perdana Juventus di stadion ini adalah pada laga pembuka musim Serie A 2011-12 tanggal 11 September 2011 melawan Parma. Stephan Lichtsteiner mencetak gol resmi pertama Juventus di stadion ini pada menit ke-17. Juventus memenangi pertandingan ini dengan skor 4–1.
Jumlah penonton terbanyak yang datang ke Juventus Stadium tercatat mencapai angka 40.045 pada tanggal 20 Maret 2012 untuk pertandingan Piala Italia melawan AC Milan yang berakhir 2–2 dengan kemenangan agregat 3–2 untuk Juventus. Sementara, jumlah penonton terbanyak yang menghadiri pertandingan Serie A adalah 38.686 yang tercatat pada 22 April 2012 saat Juventus melawan AS Roma. Juventus memenangkan pertandingan tersebut dengan skor dominan 4–0.

Panorama bagian dalam dari Stadion Juventus saat diresmikan

Keterkaitan dengan lingkungan sekitar

Proyek konstruksi Stadion Juventus dirancang sedemikian rupa agar memastikan dampak lingkungan yang rendah dari pembangunan stadion ini melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan yang sangat mutakhir. Stadion ini dibangun untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak bisa diperbaharui dan juga mengurangi limbah, serta mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Stadion ini dapat menghasilkan listrik yang dibutuhkan melalui penggunaan energi matahari yang ditangkap melalui panel surya. Selain itu fasilitas ini juga dapat menghasilkan air hangat yang memanaskan kamar, ruang ganti, dapur, dan lapangan sepak bola melalui jaringan pemanas yang terpasang di seluruh sisi stadion yang juga dapat memanaskan air panas untuk ruang ganti dan dapur restoran menggunakan sistem termal surya. Sumber-sumber energi alternatif yang ditujukan untuk membantu stadion memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Protokol Kyoto dengan menghasilkan beberapa hasil, antara lain:
  • Pengurangan gas rumah kaca
  • Tidak ada polusi udara
  • Tidak ada resiko kebakaran
  • Integrasi dengan pemanasan distrik
  • Pengurangan limbah
  • Intensif eksploitasi energi surya melalui alat pelacak surya
  • Tidak ada produksi kimia atau emisi akustik
  • Penggunaan kembali air hujan
  • Pengurangan minimal 50% dari air yang dibutuhkan untuk irigasi lapangan
Selain beberapa upaya yang dilakukan tersebut, beberapa materi bekas dari Stadion Delle Alpi dipakai sebagai penghematan biaya dan diklaim telah menghemat biaya sebesar 2,3 juta Euro.[18]

Pelayanan dalam stadion

Klub Premium Juventus

Stadion ini memiliki kursi VIP sebanyak 3.600 dan 64 kotak eksekutif VVIP. Layanan bagi para eksekutif ini termasuk pintu masuk yang khusus disediakan dalam stadion, kursi mewah dengan televisi LCD pribadi, restoran eksklusif, bar, lounge, finger food pada jeda antar babak dan setelah pertandingan, disediakannya tempat parkir, dan akses ke museum (mulai tahun 2012).
"Juventus Premium Club" adalah proyek perusahaan perhotelan dan pariwisata Juventus, yang ditujukan untuk perusahaan yang ingin menghibur klien dan mitra mereka untuk makan siang atau makan malam di Stadion Juventus sebelum pertandingan.
Selain itu, stadion menampung sebuah kompleks perbelanjaan seluas 34.000m2 yang buka setiap hari dan ruang parkir untuk 4.000 kendaraan. Sebuah museum baru yang didedikasikan untuk sejarah Juventus terletak di dekatnya.

Tur stadion

Sebuah tur berdurasi 70 menit yang diadakan di dalam stadion ditawarkan setiap hari. Para tamu diperbolehkan melihat-lihat sekitar untuk melihat ruang ganti, fasilitas, museum, dan lapangan.

Area belanja

Pada tanggal 27 Oktober, Area 12, sebuah pusat perbelanjaan yang berdekatan dengan stadion dibuka. Area 12 memiliki lebih dari 60 toko, 2 bar, 3 restoran, dan hypermarket E.Leclerc-Conad yang menyediakan fitur layanan belanja drive-through, yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan belanja daring mereka dan mengumpulkannya dalam kemasan barang. Kompleks pertokoan baru Juventus, seluas 550 meter persegi, adalah pertokoan klub olahraga terbesar di Italia. Kompleks ini dirancang oleh Giugiaro dan arsitek Alberto Rolla.
Pusat perbelanjaan memiliki ruang parkir 2.000 kendaraan dan sekitar 800-nya untuk parkir tertutup. Layanan parkir di sini diberikan oleh San Sisto (pemilik tunggal), sebuah perusahaan yang memiliki perjanjian dengan Nordiconad dari Modena, Koperasi Gruppo Conad dari Italia Utara, Cmb dari Carpi (MO) dan Unieco dari Reggio Emilia yang merupakan dua perusahaan terkenal Italia untuk pengelolaan bangunan pusat perbelanjaan.

Museum Juventus

Museum Juventus, yang disebut "J Museum" diresmikan pada tanggal 16 Mei 2012 dan dibuka untuk umum pada 17 Mei. Museum ini menggunakan teknologi untuk memberikan pendekatan yang berbeda dari konsep museum tradisional. Museum ini akan menawarkan pengalaman unik dan tak terlupakan di mana Juventus bukan hanya sebagai fenomena sepak bola, tapi simbol di seluruh dunia dengan gelar yang kuat dan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam perjalanan Juventus yang sudah lebih dari satu abad, para penggemar dapat melihat sejarah fantastis tim di sini, baik yang masa sekarang ataupun masa lalu tanpa batasan geografis atau temporal. Diharapkan para penggemar bisa bangga dengan mengetahui secara lebih dalam mengenai sejarah klub kesukaan mereka.
Wartawan terkenal Italia dan dunia, Paolo Garimberti ditunjuk menjadi ketua museum ini. Sebelumnya Garimberti sempat menjabat sebagai koresponden "Mosca" dan editor berita "La Stampa" di Roma. Ia juga sempat menjabat wakil direktur "La Repubblica", direktur "Il Venerdì", dan CNN Italia. Sejak 2009, ia telah menjadi ketua RAI dan juga sempat terpilih menjadi Ketua Dewan Pengawas Euronews, sebuah jaringan berita penting internasional.

Hak penamaan stadion

Juventus menandatangani perjanjian dengan Sportfive Italia yang memberikan perusahaan tersebut "penamaan eksklusif dan hak promosi dan sponsor parsial untuk stadion baru." Dalam perjanjian tersebut, Sportfive diberi hak untuk nama stadion dan memasarkan kotak eksekutif VVIP dan kursi VIP.

Penggunaan stadion lainnya

Final Liga Europa 2014

Bulan Maret 2012, UEFA menunjuk Stadion Juventus sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan Final Liga Eropa UEFA 2014. Keputusan ini diambil hanya enam bulan usai Juventus meresmikan stadionnya. UEFA menilai Juventus, sebagai klub sepak bola pertama dari Italia yang memiliki stadion sendiri, dan juga prestasinya yang mendunia telah memberikan contoh untuk klub-klub lain untuk bisa berjalan mandiri dengan memiliki stadion secara mandiri.

Konferensi bisnis stadion 2012

Stadion Juventus juga dipercaya untuk menggelar Konferensi Bisnis Stadion 2012 pada tanggal 14—16 Mei 2012. Konferensi Bisnis ini adalah sebuah acara yang ditujukan untuk prestasi luar biasa dari sebuah stadion dalam arena internasional, termasuk juga manajemen pemilik stadion untuk membangun prestasi, membuat inovasi, dan memilih stadion-stadion yang layak disebut sebagai "pemimpin" di dunia baik untuk arena olahraga atau manajemen tempat.





wikipedia